Otak merupakan salah satu organ paling penting di tubuh manusia. Ia berada di kepala dan berperan sebagai pengendali semua fungsi tubuh manusia. Otak manusia membutuhkan pasokan oksigen yang sangat besar ini untuk menjaga keseimbangan elektrolit.
Itu adalah mineral yang membawa muatan listrik dan merupakan kunci untuk menghantarkan impuls listrik dalam sistem saraf. Tanpa oksigen, sel-sel otak termasuk neuron pengirim sinyal yang memungkinkan seseorang berpikir dan merasakan sesuatu, akan mulai mati. Lantas, berapa lama otak bertahan tanpa oksigen?
Mengutip laman Live Science, tidak ada angka pasti mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan otak untuk bertahan tanpa oksigen. Sebab, otak dapat mengalami kerusakan permanen atau mati total karena kekurangan oksigen bergantung pada beberapa faktor, termasuk tingkat dan durasi kehilangan oksigen. Dalam kondisi stroke misalnya, tidak menyebabkan sel-sel otak mati seketika.
Namun semakin lama kekurangan oksigen berlangsung, semakin parah kerusakan pada otak. Hanya dalam lima menit, oksigen rendah dapat menyebabkan koma, kejang, dan kematian neuron.
Namun, pada serangan jantung, aktivitas listrik spontan di permukaan otak menghilang dalam waktu 10 hingga 30 detik setelah aliran darah yang membawa oksigen berhenti.
Kerusakan otak permanen dapat terjadi hanya dalam waktu empat menit jika aliran darah seseorang terhenti. Kerusakan otak akibat rendahnya oksigen umumnya terjadi dalam hitungan menit. Meski demikian, tingkat pasti terjadinya kerusakan dapat berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tentu tergantung pada individu dan faktor risiko apa yang mungkin dimiliki seseorang, seperti tekanan darah, kolesterol, dan kebiasaan merokok.
Kondisi hipoksia serebral
Otak membutuhkan pasokan oksigen dan nutrisi yang konstan agar dapat berfungsi. Hipoksia serebral terjadi ketika tidak ada cukup oksigen yang sampai ke otak.