Psikolog, Psikolog Klinis Anak, dan Konselor Anak serta Remaja di Sekolah Cikal Rendra Yoanda mengatakan, peran konselor sekolah pada masa pendidikan generasi X dan Y sering kali menimbulkan kekhawatiran bagi para remaja.
Sebab, setiap kali remaja menemui guru bimbingan konseling (BK) atau konselor pada masa itu, berarti remaja telah melakukan kesalahan dan/atau memungkinkan menerima sanksi.
Belajar dari refleksi itu, Sekolah Cikal membuat para remaja gen Z lebih antusias berkunjung dan berbincang dengan konselor anak. Sebab, saat ini, kepedulian remaja terhadap kesehatan mentalnya semakin tinggi.
“Adanya pergeseran pola pikir bisa jadi merupakan indikasi adanya kepedulian generasi pelajar sekolah menengah atas (SMA) terhadap kesehatan mentalnya,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (15/5/2023).
Rendra mengatakan, para gen Z mencoba mengakses berbagai layanan yang tersedia untuk membantu atau memfasilitasi mereka dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup.
“Jika keputusan yang diambil tidak sejalan, misal dengan nilai hidup atau values mereka, ada potensi masalah atau isu kesehatan mental yang akan muncul dari keputusan tersebut,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, dalam proses pendidikan, para murid akan menjalani fase penemuan minat, bakat, dan pemilihan jurusan atau kampus sebagai titik lanjutan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Dalam hal ini, sekolah memiliki andil berkolaborasi bersama orangtua untuk memberikan pendampingan dan dukungan secara penuh melalui lini bimbingan konseling bersama konselor/ guru BK.
Rendra yang merupakan Koordinator Program Pengembangan Diri Sekolah Cikal mengatakan, terdapat empat peranan guru BK dalam pendampingan minat, bakat, dan juga pendampingan pemilihan jurusan serta kampus yang mengacu pada Panduan Bimbingan Konseling Kurikulum Merdeka.
Layanan perencanaan dan pemetaan individual adalah peran konselor untuk mendampingi dan menjadi partner diskusi terhadap pemilihan karir anak dan remaja.
Dengan peran ini, para konselor akan memfasilitasi para murid dengan kebutuhan khusus untuk merumuskan program pendidikan individual (PPI).
Rendra mengatakan, layanan ini memberi bimbingan karier. Khusus di Cikal, bimbingan karier dibangun secara bertahap sejak SD dan seringkali terintegrasi dengan sesi-sesi kelas personal and social education (PSE), khususnya dalam memfasilitasi murid-murid mengenali diri secara utuh.
“Selain perencanaan karier, konselor bisa memfasilitasi perumusan kurikulum atau program pendidikan individu khusus untuk anak dengan kebutuhan khusus melalui Pendidikan Inklusi Cikal,” jelasnya.
Rendra menambahkan, pendampingan atau bimbingan karier tidak hanya mencakup keinginan murid terkait profesi, tetapi juga mencakup nilai dan tujuan hidup yang dimatangkan secara bijaksana.
“Di bimbingan karier anak, terdapat kemampuan mengenali diri, khususnya dalam aspek nilai (values) dan tujuan (goals) hidup akan membantu murid-murid dalam membuat perencanaan hidup yang matang dan bijaksana, tidak mudah terbawa arus,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, setiap pilihan yang dirumuskan anak akan selalu disertai dengan alasan yang logis dan sejalan dengan nilai dan tujuan mereka.
Rendra menyebutkan, guru BK dalam layanan pertama Panduan Bimbingan Konseling Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memenuhi layanan dasar yang bersifat preventif dan terencana untuk mencegah adanya isu atau masalah yang berkembang di setiap individu atau kelompok.
“Layanan dasar adalah layanan yang bersifat preventif dan terencana yang dipegang atau dijalankan para konselor atau guru BK,” katanya.
Dia menyebutkan, layanan di Sekolah Cikal bisa digelar melalui sesi-sesi kelas PSE, observasi kelas terjadwal, dan sesi counseling visit dari konselor yang umumnya juga bekerja sama dengan homeroom atau wali kelas.
“Kelas-kelas itu membahas isu-isu yang mungkin akan berkembang menjadi masalah individu atau pun kelompok di satu kelas atau angkatan tertentu” jelasnya.
Rendra mengatakan, dengan peran ini, guru BK di sekolah akan mendampingi dan membantu murid menangani masalah yang dihadapinya segera, misalnya penurunan performa akademik, konflik interpersonal, hingga masalah kesehatan mental murid.
Dia memaparkan konselor di layanan Cikal bekerja membantu murid dalam situasi-situasi yang memerlukan penanganan segera, seperti murid merasakan stres berlebih, adanya penurunan performa akademik, konflik interpersonal.
Konselor juga membantu murid menghadapi pikiran-pikiran yang berisiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan murid, seperti pikiran untuk menyakiti diri hingga keinginan bunuh diri.
“Jika membayangkan konselor atau psikolog, mungkin kebanyakan dari kita akan langsung membayangkan peran-peran yang ada dalam layanan ini,” ujarnya.
Sumber ; Kompas