Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah, karena menyangkut banyak hal mulai dari pencapaian visi misi organisasi, pengembangan karier sampai pada urusan kesejahteraan karyawan menjadi urusan dan tanggung jawab seorang pimpinan. itulah sebabnya mengapa para pemimpin harus dibekali dengan kompetensi managerial, teknis dan sosiokultural agar memiliki kemampuan yang handal dalam kepemimpinan.
Seorang pemimpin tidak hanya karena selembar Surat keputusan sebagai alat otoritas untuk berkuasa atau memerintah tetapi lebih dalam dari itu yaitu sebagai sosok panutan dan sebagai agen of changes dalam tubuh organisasi. Keteladanan sebagai salah bentuk integritas memegang peranan penting dalam menunjang kesuksesan seorang pemimpin dalam mengembangkan organisasi yang dipimpinnya.
Keteladanan seorang pemimpin sesunggahnya merupakan energi positif yang menjadi strong point dalam manajemen kepemimpinan. Keteladanan merupakan keseluruhan perilaku pimpinan yang dapat dilihat, dikenali dan ditiru oleh para anggota dalam sebuah organisasi. Keteladanan bukan hanya sekadar perkataan kosong atau janji-janji manis tetapi bukti dari perilaku kepemimpinan yang dipertunjukkan setiap hari oleh para pemimpin-pemimpin hebat.
Beberapa bentuk keteladanan yang dapat dilihat, dikenali dan ditirukan antara lain perilaku kedisiplinan, kerja sama, bersikap adil, jujur dan bijaksana. Seorang pemimpin harus mampu memberi keteladanan dalam memotivasi karyawan, melakukan pendelegasian dan memberi kepercayaan kepada anggota, tidak berpihak atau berat sebelah, mampu melakukan komunikasi yang baik dengan anggota, tidak mengambil hak yang bukan untuk dirinya dan lain sebagainya.
Keteladanan harus merupakan legacy yang dapat diwariskan dan ditularkan kepada semua anggota organisasi sehingga dengan sendirinya akan terbangun sebuah etos kerja yang baik dalam organisasi. Mengutip kata bijaksana dari seorang Raja yaitu Sri Sultan Hamengkubowono VIII yang mengatakan bahwa ” Keteladanan jauh lebih bermanfaat dari pada teguran yang tajam “.
Tentunya ini bukanlah hal yang mudah karena perilaku teladan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang bersifat subyektif maupun obyektif yang selalu berkecamuk dalam diri pribadi masing-masing orang, namun tidaklah berarti bahwa kita harus pasrah dan membiarkannya berlalu dan mengalir seperti air. Keteladanan harus selalu dilatih, dibiasakan sehingga menjadi karakter kepemimpinan. Jangan pernah berhenti untuk selalu menjadi panutan dalam hal-hal yang positif.